Senin, 16 Maret 2009

Slumdog Millionaire: satir kemiskinan

apa bedanya kehidupan dengan tayangan televisi? film Slumdog Millionaire menyajikan potongan-potongan kehidupan seorang Jamal Malik yang seolah dirangkai sebagai gambar puzzle dalam setiap pertanyaan tayangan Who Wants to be a Millionaire.

tengoklah setiap jawaban yang diberikan mengandung kilas balik potongan kisah yang getir. misalnya, Amitabh Bachan idola yang takkan pernah dilupakannya. saat Jamal kecil terkunci di sebuah kakus di atas sungai, ia berusaha keluar untuk dapat menjumpainya. sampai-sampai ia terjun bebas ke dasar kakus. berlumuran tinja, ia mengacungkan foto untuk ditandatangani sang artis idola.

setiap babak pertanyaan, mengantarnya pada babak lain kehidupan. bagaimana ibunya tewas karena kerusuhan agama di India. bagaimana Jamal bersama Salim, kakaknya bertahan hidup di tengah pahitnya kemiskinan. sekelompok bandit yang menyekap anak-anak jalanan dan mempekerjakan mereka sebagai pengemis secara tidak manusiawi. dan Jamal yang jatuh hati pada Latika, gadis jalanan. motivasinya untuk ikut acara Who Wants to be a Millionaire juga tidak lain demi Latika, kekasih hatinya.

film yang dibesut Danny Boyle dan Loveleen Tandan ini diganjar 8 piala Oscar (2009) dan memenangkan penghargaan dari British Independent Film Award (2008). tak kurang film ini juga mendapat kecaman dari negaranya sendiri, India, karena dianggap mengeksploitasi kemiskinan.

film Slumdog memang berbeda aras dengan film-film Bollywood yang menawarkan pembebasan dan mimpi-mimpi indah dunia. ia menampilkan potret kekumuhan dan kerasnya kehidupan kaum marjinal di Tanah Hindustan.

kalimat-kalimat yang diucapkan Jamal cukup membuat sindiran lucu. misalkan, ketika ia siuman dan berada di Agra, Jamal bertanya pada Salim kakaknya: "apakah kita sudah berada di surga?"
Salim menjawab: "engkau belum mati, Jamal..."
Jamal terpesona memandang Taj Mahal di kejauhan dan berkata: "apakah itu sebuah hotel?"
penonton boleh terbahak-bahak pada bagian Agra ini. karena Jamal yang kemudian menjadi pemandu wisatawan asing amatiran, menjelaskan Taj Mahal dengan cara pandangnya sendiri yang tentu sangat berbeda dengan buku panduan. dengan tenangnya, Jamal berkata: "The guide book was written by a bunch of lazy good-for-nothing Indian beggars". halah...

kisah Slumdog sebetulnya diangkat dari novel Q&A karya Vikas Swarup dan telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia berjudul "Teka-teki Cinta Sang Pramusaji" (Serambi). begitu film ini meledak, dalam tempo 1,5 bulan terjual 35.000 kopi buku.

menurut saya film ini layak mendapat 8 dari 10 bintang.

Sabtu, 14 Maret 2009

from Australia with love


film Australia berdurasi 2,5 jam cukup membuat ujian kesabaran. apakah penonton akan betah memelototi layar selama itu dan mengurai jalinan kisah yang cukup kompleks? ternyata bisa. film yang dibesut Baz Luhrmann (Moulan Rouge!, Romeo+Juliet) menghadirkan kisah yang mengalir seperti drama panggung dengan latar Australia serta keindahan alamnya.

Nicole Kidman berperan sebagai Lady Sarah Ashley, berangkat dari Inggris ke Australia di tahun 1939 untuk menjumpai suaminya. sang suami punya peternakan Faraway Downs dan mendapat order sebagai pemasok 2000 ekor ternak untuk memenuhi logistik Perang. tragis, suaminya tewas. Fletcher, yang bekerja mengelola peternakan, sebagai tokoh antagonis. dialah sang pembunuh, sekaligus pencuri ternak. ini diceritakan oleh Nullah, seorang bocah aborigin campuran yang tinggal di Faraway Downs.

Fletcher dipecat dan diusir oleh Lady Sarah. kemudian dia bekerja pada Carney, pengusaha ternak terbesar di sana. ketika Lady Sarah dan peternak dari Faraway Downs menggiring ribuan ternak untuk memenuhi order tadi, Fletcher berulah lagi. dia membakar pepohonan. ternak berlarian ketakutan di antara tebing-tebing bukit. hingga suatu ketika ternak berlarian menuju jurang, sebagaimana diharapkan si jahat Fletcher, dan di tepi jurang berdiri Nullah...

Nullah mengeluarkan kemampuan sihir yang diperoleh dari kakeknya. ia berdiri tenang, menatap para ternak yang berlari ke arahnya, menggerakkan tangannya. seketika mereka semua berhenti... luar biasa!

kisah cinta terjalin di sini antara Lady Sarah dan Drover yang diperankan Hugh Jackman (The X-man). di tengah tandusnya padang, mereka berhasil mengantar ribuan ternak menuju ke kapal yang sudah siap mengangkut, dan mengalahkan peternakan Carney dan Fletcher.

kejahatan Fletcher makin menjadi-jadi. Mr.Carney bosnya dibunuhnya dengan cara didorong ke sungai penuh buaya. Fletcher menjadi penguasa peternakan terbesar dan berambisi menguasai Faraway Downs.

di tengah film, Nullah memainkan lagu "Somewhere over the rainbow" dengan harmonika. indah sekali terdengar. demikian juga, menjelang akhir film, ketika Nullah dan Drover disangka sudah tewas akibat penyerbuan Jepang yang meluluhlantakkan wilayah utara Australia, musik harmonika Nullah dari kejauhan dapat didengar Mrs.Boss (panggilan Lady Sarah).

Drover juga sempat patah hati. ketika berada di sebuah pohon di padang, tempat mereka dulu mengaso dan pertama kali ia jatuh hati pada Lady Sarah, kalimat ini diucapkan temannya: "Without love, you are nothing. You will have no dreams, no hope..."

kupikir inilah kalimat kunci film ini. sebuah Australia yang meskipun kemudian hancur, dibangun dengan cinta dan pengharapan. bukan dengan ambisi buta dan kejahatan sebagaimana dibuat Fletcher.

Somewhere, over the rainbow, way up high.
There's a land that I heard of Once in a lullaby.

Somewhere, over the rainbow, skies are blue.

And the dreams that you dare to dream
Really do come true.

menurutku film ini layak mendapat 8,5 dari 10 bintang.

Senin, 09 Maret 2009

Across the Universe

Sepenggal Cinta Terangkum di Beatles

Pemain : Jim Sturgess, Evan Rachel Wood
Durasi : 1 jam 49 menit

Persamaan antara film ”Across the Universe” dengan “Mamma Mia! The Movie”, keduanya termasuk dalam genre Film Musikal dengan jalan cerita terinspirasi lagu-lagu sebuah grup musik.

Jika sepanjang film Mamma Mia! dihiasi lagu dari ABBA, maka lagu-lagu Beatles mewarnai "Across the Universe" (ATU) selama 1 jam lebih.

Setelah menonton ATU, saya jadi menyimpulkan jika jalan cerita Mamma Mia! menjadi ’terpaksa’ menyesuaikan lirik lagu –film memang diangkat dari skenario operet atau drama musikal yang dipentaskan di panggung teater- sementara ATU yang skenarionya ditulis oleh Dick Clement ini terasa lebih mengalir.

Tokoh utama bernama Jude dan Lucy (yap! Seperti judul lagu Hey Jude dan Lucy in the Sky with the Diamond).

Jude pemuda tanggung asal Liverpool, seperti kota asal John Lennon cs, yang bekerja sebagai pekerja galangan kapal pergi mencari ayah kandungnya ke Amerika Serikat (AS). Ternyata, sang ayah sudah punya kehidupan baru dan keluarga baru di AS.

Tapi kepergian mencari ayahnya hingga ke kampus Princeton, mengantarkan Jude berkenalan dengan Max. Mereka berdua menyewa kamar bersama penyanyi wanita Sadie (yang sosoknya mengingatkan kita pada karakter Janis Joplin) dengan grup band Sadie and the Po Boys yang gitarisnya mengingatkan kita pada dewa gitar Jimi Hendrix.

Yah, saat itu tahun 60-an, ketika semangat kebebasan, obat bius dan Generasi Bunga menjadi bagian dari kehidupan generasi mudanya.

Max secara naif mendaftarkan diri menjadi tentara ke Vietnam. Hal ini semakin menimbulkan sikap anti perang dalam diri adik Max, Lucy, yang kehilangan pacar di medan perang yang sama sebelum menjalin hubungan dengan Jude.

Pada dasarnya, ATU adalah cerita cinta dan universal sepanjang masa. Tentang pencarian jati diri, kesalahan di masa muda, serta pengalaman hidup. Bagaimana tokoh Jude, Lucy dan Max memperoleh pembelajaran dari kehidupan nyata bahwa dunia bukan taman bermain yang diisi dengan senang-senang belaka. Hidup bersama Jude dan Lucy juga mengalami pasang surut tak hanya bercinta dan ’bunga-bunga’. Lalu Max yang kembali ke tanah air dalam kondisi terluka. Suatu pelajaran besarrr bagi anak yang sepanjang hidupnya tak pernah serius.

Kamu juga ga harus memahami atau menjadi penggemar The Beatles dulu untuk menikmati film yang disutradarai Julie Taymor ini.

Tema cerita terasa lebih dalammmmmm ketimbang Mamma Mia! Sebagai kilas balik, Mamma Mia! The Movie berkisah tentang tokoh utama Sophie Sheridan mencari siapa sebenarnya ayah kandungnya. Sialnya, dari hasil temuan diari sang ibu, dalam waktu berdekatan ibunya dekat dengan 3 pria sehingga Sophie memutuskan mengirimkan undangan perkawinan kepada setiap mantan pacar ibunya tersebut untuk mengetahui siapa bapak biologisnya. Sebuah cerita di abad ke-21 yang sebetulnya bisa dipecahkan dengan Tes DNA, atau silahkan hitung tanggal kelahirannya dengan jeda hubungan sang ibu (yang tersirat jelas dalam diari).

Oke, kesimpulan :
Across the Universe = bagus, menghibur, dan kategori tontonan Dewasa
Mamma Mia! = ringan, menghibur dan masuk kategori tontonan Remaja