Jumat, 29 Mei 2009

Terminator Salvation (T4): mesin manusiawi

bagaimana bila kehidupan dikendalikan oleh mesin ciptaan manusia? bagaimana bila manusia berhadapan melawan ciptaannya sendiri? demikian pertanyaan yang hendak dijawab film Terminator Salvation: The Future Begins. meskipun pemeran utama tidak lagi dipegang oleh Arnold Schwarzenegger yang kekar dan macho itu, sekuel Terminator tetap saja menarik bagi penikmat aksi manusia melawan robot.

Christian Bale (Batman Begins dan The Dark Knight) dengan suara serak-seraknya berperan sebagai John Connor pemimpin gerakan separatis melawan Skynet dan mesin-mesin pembunuhnya. tidak tanggung-tanggung mesin-mesin itu gentayangan di darat, air, dan udara demi mengejar dan menangkapi manusia. dari sinilah ketegangan dibangun, dan jalinan cerita dikembangkan.

Connor berhadapan dengan Marcus Wright, seorang dengan masa lalu sebagai pembunuh. Marcus dieksekusi mati, sebelumnya ia telah meneken surat perjanjian untuk penggunaan organ tubuhnya untuk keperluan riset. di tahun 2018, Marcus 'bangkit' dan ingin mengetahui apa yang telah terjadi pada dirinya setelah eksekusi mati hingga keberadaannya di tahun 2018.

apakah Marcus kemudian menjadi tokoh jahat atau antagonis? pertanyaan ini terkesan terlalu sederhana untuk dijawab hingga pada akhir film karena animasi pertarungan manusia melawan mesin masih terlalu mengasyikkan sebagai tontonan.

sebelum sebuah drama (yang seperti dipaksakan) digelar pada akhir film. dan tampaknya kalimat: "dirimu adalah manusia, bukan mesin. jadi bersikaplah sebagaimana manusia..." menjadi pesan utama yang ingin disampaikan di T4.

untuk adegan aksi dan drama, film Terminator Salvation menurut saya layak mendapat 7,5 dari 10 bintang.

Rabu, 27 Mei 2009

Detektif Conan No. 53


Oleh : Aoyama Gosho
Penerbit : PT ELex Media Komputindo (Mei, 2009)


Detektif SMU, Shinichi Kudo masih menjelma sebagai bocah cilik bernama Conan Edogawa, dalam seri ke-53, bertemu dengan rival utama Kaito Kid.

Pelukis Takeyori Oikawa mendapat surat ancaman tertanda dari Kaito Kid yang mengatakan bakal mencuri Mountain Air, karya terakhir dari 4 lukisan karya pelukis terkemuka itu.

Oikawa memanggil Detektif Kogoro –yang tentu saja datang bersama Conan dan Ran- untuk menghindari pencurian. Namun, yang terjadi kasus pembunuhan dimana korban adalah bapak mertua Oikawa.

Benarkah Kaito Kid si jago sulap terlibat pembunuhan? Pembaca sepanjang cerita sudah bisa menebak siapa pelaku sesungguhnya. Cuma cara pelaku membunuh korban yang membuat penasaran. Meski bagi pembaca setia Detektif Conan rasanya bakal menemukan modus dan gaya yang nyaris serupa di edisi-edisi sebelumnya.

Kasus berikutnya sebuah teka-teki sederhana dari Ibu Guru kelas 1-B, bertujuan mengakrabkan seluruh murid.

Dan masih ada 2 kasus pembunuhan lagi yang harus dipecahkan oleh Conan bersama Detektif Kogoro. Kasus terakhir menggantung pembaca dengan sebuah kasus pembunuhan yang membawa Conan kilas balik pada kejadian bersama reporter berita Rena Mizunashi dan Organisasi Hitam, musuh bebuyutan yang menyebabkan Shinichi terperangkap dalam badan berusia 7 tahun.

Dengan petualangan yang mencapai seri ke-53, masih sabarkah pembaca menanti Conan selesai mengejar Organisasi Hitam dan mengembalikan diri ke bentuk semula?

Jumat, 15 Mei 2009

Angels and Demons movie: wisata di Roma dalam 2 jam

novel Dan Brown yang ditulis sebelum "The da Vinci Code" (TdVC) berjudul "Angels and Demons" (AD) diangkat ke layar lebar. tokoh superhero masih Robert Langdon, ahli simbologi dari Universitas Harvard (jangan coba mencari jurusan simbologi di Harvard, karena memang cuma ada di novel Dan Brown). film ini ditampilkan seolah-olah merupakan sekuel (kelanjutan) TdVC.

bila dalam TdVC, Prof. Langdon menghadapi simbol-simbol karya Leonardo da Vinci sehubungan dengan Maria Magdalena dan kelompok khusus yang disebut-sebut berusaha melindungi keturunannya dengan segala macam cara, pada AD Prof. Langdon berhadapan pada karya-karya Gian Lorenzo Bernini.

diawali dengan penemuan partikel "anti-materi" (teks di layar bioskop dengan jeleknya menyebutnya: anti-meter) di sebuah laboratorium di Italia, yang disebut-sebut sebagai "God's particle", karena merupakan biang terjadinya Penciptaan. salah satu tabung berhasil dicuri. pesan yang ditinggalkan pencuri: satu per satu kardinal kandidat paus akan dieksekusi setiap jam. dan tepat pukul 12 malam, Vatikan akan diledakkan menggunakan tabung anti-materi.

utusan Vatikan menghubungi Prof. Langdon, mengingat reputasinya sebagai ahli simbologi, dan memintanya untuk segera memecahkan teka-teki kelompok Illuminati sang pengirim pesan tersebut. menurut saya aneh saja, bila dimaksud reputasi Langdon dalam TdVC, maka kurang logis bila sampai Vatikan meminta bantuan Langdon. apa boleh buat, penonton musti maklum TdVC telanjur lebih dulu tenar baru kemudian prekuelnya ini diangkat.

maka alur ketegangan berseliweran sepanjang film: di kapel Sistina tempat para pangeran Gereja (kardinal) mengadakan pemilihan paus baru (konklaf), perpustakaan Vatikan yang ditampilkan begitu elok dan canggihnya, basilika-basilika yang tersebar di kota Roma, dan lapangan St. Peter (St. Peter Square). seolah-olah sebuah wisata kota Roma dalam suatu ritme yang memacu rasa ingin tahu!

dalam AD, Dan Brown berhasil menempatkan Galileo, Bernini dalam satu barisan Illuminati sebagai musuh resmi Gereja dan sekaligus memperlihatkan sisi manusiawi para pemimpin Gereja. sayang sekali, Ewan McGregor (yang begitu memukau dalam "Moulin Rouge!") tampak amat canggung dan tidak terlalu meyakinkan dalam peran sebagai Camerlengo atawa Chamerlagne, yakni orang yang ditunjuk oleh Paus yang mangkat sebagai pengganti sementara.

demikian pula pada adegan penyingkapan rahasia si Camerlengo, terasa janggal bahwa para kardinal yang berada di kapel Sistina sudah melihat rekaman pembunuhan kepala polisi Vatikan (posisi ini juga jelas hanya rekaan Dan Brown), yang berarti melebihi kecepatan berjalan Camerlengo, padahal kardinal itu kan sudah berumur lanjut!

AD berhasil menampilkan suspens dengan latar belakang Gereja Katolik. sutradara Ron Howard berhasil menangkap sudut-sudut dan detail menarik dan menjelaskannya ibarat pemandu wisata. meskipun, karena dilarang pihak Vatikan, film ini sebetulnya membuat lokasi tiruan lingkungan Vatikan semirip mungkin.

ibarat mengikuti wisata selama 2 jam, penonton perlu menyiapkan adrenalin dan snack yang cukup. dan tak perlu kaget, bila pada akhir film menemukan pesan ini (sebagaimana di film Spiderman, Batman, Twilight dan superhero lainnya): pemimpin Gereja juga manusia... manusia yang dipilih Tuhan menjadi pemimpin.
"please write gently...", demikian pesan pemimpin Gereja pada Langdon yang ingin menyelesaikan karyanya mengenai Galileo.

untuk wisata yang menegangkan dan lokasi-lokasi menarik yang disajikan, menurut saya AD layak mendapat 8,5 bintang dari 10.