The Stolen Child
Pengarang : Keith Donohue
Penerbit : Dastan Books, 2007 (Cetakan 1)
Jumlah halaman : 580 halaman
Lupakan dongeng indah Peter Pan, yang menceritakan anak yang tidak pernah besar, dan selalu hura-hura. Ini kisah hobgoblin, peri kecil yang suka menculik dan bertukar tempat dengan anak-anak manusia. Si hobgoblin berubah menjadi anak manusia, sementara anak yang diculik berubah menjadi hobgoblin dan terperangkap dalam kondisi anak kecil, sampai ada anak manusia yang ia culik dan bertukar tempat lagi.
Henry Day menjadi korban penculikan para hobgoblin saat berusia 7 tahun. Anak lelaki yang tinggal di kota kecil dekat Chicago, berubah menjadi Aniday. Sementara Gustav, si hobgoblin yang bertukar tempat dengan Henry, menjalani kehidupan sebagai Henry.
Henry sebagai Aniday perlahan mengingat kembali momen-momen masa lalu. Meski hadir sepenggal-sepenggal, dan berusaha menyusun ‘serpihan’ itu. Tentu menjadi rasa sakit ketika dia sadar bahwa hidup yang ia alami sekarang bukanlah kemauan dia sendiri.
Begitu pula dengan Gustav yang menjadi sosok Henry Day, ternyata memiliki memori lain dan seolah mengalami de ja vu. Ia ingin mencari tahu kehidupan masa lalu sebelum ia diculik menjadi hobgoblin.
Cerita fiksi ini berakar dari Eropa pada abad pertengahan. Para orang tua yang melahirkan anak yang sakit-sakitan –sebagai bentuk keputus asaan, penolakan atau upaya mencari pembenaran- membuat keputusan secara sadar untuk ‘menggolongkan kembali’ anak mereka sebagai sesuatu yang bukan manusia. Mereka dapat menyatakan bahwa para setan atau goblin telah datang di tengah malam dan mencuri anak mereka yang asli lalu menukarnya dengan keturunan setan yang sakit-sakitan, bentuknya tidak proporsional, atau pincang. Istilah ini dikenal dengan sebutan ‘peri anak-anak’ atau Changeling di Inggris, ‘enfants changés’ di Prancis, atau wechselbalgen di Jerman.
Kisah ini menjadi mitos dan cerita rakyat yang berlanjut sampai abad ke-19 di Jerman, Inggris, dan negara-negara Eropa lainnya, dan di bawa para imigran ke Amerika. Pencarian Gustav akan jati diri sebenarnya atau siapa dia di masa lalu, menuntun dirinya ke sejarah migrasi bangsa Eropa ke Amerika.
Alur cerita terbagi atas dua karakter –Aniday dan Gustav- dalam menjalankan kehidupan dalam bentuk tubuh barunya. Ketika satu bab menceritakan bagaimana Henry menjalani kehidupannya yang terperangkap dalam tubuh anak kecil. Secara fisik tetap anak, namun jiwa terus tumbuh dewasa. Ada kesedihan di sana. Ketika dia memberontak terhadap hidup yang bukan kemauannya. Hingga akhirnya ia pasrah, menjalani dan (mencoba) menikmati.
Sementara berpindah ke bab berikutnya, kita mengikuti perkembangan karakter Henry Day baru alias Gustav yang bukan berarti penuh kesenangan ’ketika masa penantian dalam tubuh cebol’ berakhir.
“Semua seperti kita semua….. Pada titik tertentu, kau harus meninggalkan masa lalu, anakku. Terbukalah untuk kehidupan yang akan datang,” kata yang diucapkan Eileen Blake.
Membuat kita berdamai dengan masa lalu, bahwa kadang ada kenangan yang sebaiknya tidak perlu menjadi titik mati dan membuat kita stagnan, membuat kita lama-lama berkubang di dalamnya.
Perpindahan cerita dari satu karakter ke karakter terasa dinamis. Pembaca terhanyut untuk mengetahui perubahan dan perkembangan Aniday dan Gustav. Kekurangan dalam buku ini adalah Catatan Kaki (footnote), yang berada terpisah di halaman belakang, membuat pembaca cape untuk bolak balik membuka lembaran kertas. Terasa lebih mudah jika Catatan Kaki diletakkan di bagian bawah di halaman yang sama dengan kata yang hendak diberi penjelasan.
Akan tetapi, mungkin hal ini disiasati penerbit karena cukup banyak kata yang harus diberi penjelasan. Total ada 14 keterangan.
Senin, 26 Mei 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar