Senin, 23 November 2009

2012



Pemain : John Cusack, Amanda Peet, Chiwetel Ejiofor Sutradara : Rolland Emmerich


Siapkan popcorn dan orange juice dingin, lalu duduk manis di kursi bioskop nan empuk. Lupakan keributan atau himbauan dilarang menonton yang mencuat atas penayangan film ini.

Maka kamu akan menyaksikan satu lagi film tentang bencana dan hari kiamat. Sutradara film ini, Rolland Emmerich, sebelumnya memang menyutradarai film setipe yaitu Independence Day dan The Day After Tomorrow (2004).
Film “2012” terinspirasi dari ramalan Suku Maya bahwa dunia akan hancur pada 2012.
Film dibuka dengan adegan bersetting di India pada 2010, ketika ahli geofisika India menemukan peningkatan suhu matahari yang menyebabkan matahari memancarkan neutrinos ke bumi dan menimbulkan pemanasan pada kerak bumi.

Lempeng bumi bergeser menyebabkan kejadian geologi secara besar-besaran. Gempa bumi, timbul rekahan di berbagai tempat, danau mengering dan muncul gunung berapi baru.

Laporan ini kemudian dibawa ahli geologi Adrian Helmsley (Chiwetel Ejiofor) ke Gedung Putih. Negara-negara maju menyikapi laporan ini dan melakukan operasi rahasia.

Tokoh sentral cerita yaitu penulis Jackson Curtis (diperankan oleh John Cusack) berusaha menyelamatkan istri, Kate (Amanda Peet) dan kedua anaknya untuk menuju satu lokasi yang dikatakan aman dari katastropi.

Jalan cerita pada film begini tentu bisa ditebak. Bagaimana upaya manusia menyelamatkan diri dari bencana besar itu.

Selain itu, terlihat pula pesan betapa hebatnya AS. Mungkin ini berkaitan dengan pesan sponsor salah satu pendukung dana pembuatan film. Jika Anda memperhatikan sepanjang film, silahkan hitung berapa merek mobil asal Negeri Paman Sam yang bersliweran. Chevrolet, Bentley, dan status mobil orang super kaya Amerika limousine.

Ada yang dalam zoom kamera, dan bahkan tersisip pula ucapan si putri kecil Jackson, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia lebih kurang begini, “Ayah, Hummer bagus ya…”

Astaga….plz deh ach!

Hanya saja dari sisi jalinan cerita film ini bisa dikatakan menarik dan lebih ‘dalam’ ketimbang film-film sejenis yang telah beredar sebelumnya. Misalnya jurang antara negara-negara maju dengan negara miskin/berkembang dalam menyikapi ramalan bencana. Atau ketika si kaya bisa ‘membeli’ keselamatan sementara yang ‘ekonomi biasa-biasa’ hanya bisa menerima nasib.

Yang patut diacungi jempol tentu saja efek CGI atau Computer Graphic Interface yang menampilkan adegan menakjubkan. Jembatan ambruk, atau ketika air bah menyapu Tibet yang berada sekitar 4.900 meter di atas permukaan laut.

Di atas segalanya, ramalan tetap ramalan. Yang penting bagaimana kamu mengumpulkan amalan selama ada di dunia, bukan?!

Tidak ada komentar: