Selasa, 17 November 2009

Ketika Buku Menyentuh Masalah Lingkungan

Tema lingkungan semakin sering dibahas dalam media komunikasi seiring meningkatnya kepedulian terhadap isu pemanasan global.

Tema-tema semacam ini justru menjadi lahan kreatif bagi penulis skenario film maupun pengarang buku untuk mengambil tema berkaitan dengan perubahan lingkungan.

Dulu senjata nuklir,perang dingin, persaingan poros blok barat dan timur, spionase sering menjadi tema sentral suatu cerita. Lalu tergantikan seiring isu di dunia nyata dengan kekuatan senjata biologi seperti virus sebagai senjata pembunuh massal.

Kemudian adapula inspirasi bahwa mesin pengendali cuaca sebagai senjata digdaya. Saya contohkan saja tema ini dimunculkan pada film layar lebar “The Avengers” (1998) dan buku “Apakah Kau Takut Gelap?”.

Saya juga memasukkan buku Un Lun Dun sebagai buku fiksi yang mengetuk pengaruh industrialisasi dan perilaku konsumerisme pembaca.

Sikap hanya belanja barang seperlunya, atau sesuai kebutuhan, menjadi pola hidup yang disarankan sebagai bagian dari Ramah Lingkungan.

Di bawah ini ada dua buku yang menurut saya mengangkat topik lingkungan. Meski hanya sebatas kulit atau cantelan cerita. Jika teman-teman pembaca blog ada yang bisa menambahkan usulan buku/film yang terkait isu lingkungan silahkan…..

***

Apakah Kau Takut Gelap? (Are You Afraid of the Dark?)

Judul : Apakah Kau Takut Gelap? (Are You Afraid of the Dark?)
Penulis : Sidney Sheldon
Penerjemah : Gita Yuliani Koesbaroto
Halaman : 433 halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama – Jakarta (Cetakan I : Januari 2005)



Ini merupakan karya Sidney Sheldon yang berkaitan dengan isu pemanasan global. Selain pernah mengangkat latar Perang Dunia II, konglomerasi properti, intrik keluarga super kaya, hingga mafia, Sidney Sheldon pernah pula punya tema cerita dengan latar perang dingin antara AS dan Soviet.

Cerita dibuka dengan kematian empat tokoh di empat kota berbeda, yaitu Berlin, Paris, Denver, dan Manhattan.

Dan kematian keempat tokoh selalu diikuti kasus kematian atau kecelakaan istri atau sanak keluarga. Hanya Diane Stevens dan Kelly Harris, keduanya berstatus istri dari yang meninggal, yang selamat.

Semua korban adalah karyawan Kingsley International Group (KIG), sebuah perusahaan yang mempekerjakan orang-orang jenius untuk penelitian yang berkaitan dengan senjata militer, komunikasi, dan isu lingkungan.

Hanya bermodalkan otak, kedua wanita itu mencoba memecahkan latar belakang kematian sang suami. Sambil kucing-kucingan bersama agen KIG sekaligus mengungkap dalang di belakangnya.

Membaca buku seperti tengah menyaksikan film dengan jalan cerita penuh aksi ala Hollywood.

Bayangkan saja, dua dua tokoh utamanya adalah wanita cantik. Kelly Harris adalah peragawati papan atas asal AS tapi telah lama bermukim di Perancis. Sementara Diane Stevens adalah seniman sukses berkehidupan mapan di Manhattan.

Hanya bermodalkan otak, mereka kejar-kejaran dan lolos dari orang-orang KIG yang berupaya membunuh mereka. Nyaris keberuntungan selalu menyertai. Hal ini dipercaya Diane karena arwah para suami membimbing mereka menemukan kebenaran.

Lalu ada tokoh antagonis megalomania berambisi menguasai dunia. Sejak awal cerita, pembaca telah digiring pada tokoh Tanner Kingsley yang cerdas sekaligus ambisius.

Tanner bersama kakaknya, Andrew, mendirikan KIG pada 7 tahun lalu. Berawal dari Kingsley Group berkantor di sebuah bangunan bata kecil –aih, teringat tentang kisah awal berdirinya Apple atau Microsoft- hingga menjelma menjadi perusahaan raksasa.

Tanner, di depan rapat dengar pendapat yang dihadiri oleh komite Senat membidangi masalah lingkungan hidup, mengemukakan tentang perlunya pemerintah mengalokasikan dana khusus untuk masalah perubahan lingkungan.

Di balik ini sikap peduli yang seolah mencerminkan corporate social responsibility dari perusahaan multinasional, Tanner sebenarnya menggunakan dana dari pemerintah untuk membuat mesin pengendali cuaca.

Melalui mesin pengendali cuaca, Tanner bisa ‘melepaskan’ bencana alam tornado atau badai di suatu negara. Ini menjadi senjatanya untuk memeras pemimpin tertinggi suatu negara.

Sidney Sheldon, melalui Tanner mengemukakan isu lingkungan seperti pemanasan global dan efek rumah kaca yang menimbulkan lubang di lapisan ozon. Semua ini berpengaruh pada perubahan iklim seperti kekeringan atau banjir. Bencana alam seperti angit ribut, topan dan badai menyebabkan kerusakan di berbagai daerah.


***

Un Lun Dun



Judul : UnLunDun
Penulis : China MiƩville
Penerjemah : Lulu Fitri Rahman
Halaman : 534 halaman
Penerbit : Relung Books – Jakarta (Cetakan I : Januari 2009)


Bagi penonton film Wall-e tentu ingat bahwa bumi di masa depan bakal penuh sampah tak dapat diperbaharui. Sampah-sampah itu berupa logam, benda elektronik yang tak dapat didaur ulang.

Akhirnya bumi penuh dengan sampah, tanah tak lagi subur, dan manusia pun pindah bermukim di angkasa raya. Tinggallah Wall-e di bumi mengurus sampah-sampah itu. hiburannya hanya menonton film drama klasik dari televisi bobrok.

Ketika menyimak buku Un Lun Dun, bisa jadi pembaca yang sudah menonton film Wall-e bakal teringat film itu. Bukan karena jalan cerita yang nyaris sama, melainkan tentang apa yang terjadi dengan sampah-sampah barang kita yang tak terbaharui.

Kemana perginya baju bekas, payung rusak, mesin tik, hingga mobil rongsok ketika kita tak menggunakannya lagi?

Un Lun Dun adalah kota paralel dengan kota London dimana barang-barang tak terpakai pindah dan menjadi makhluk bernyawa. Barang-barang bekas pakai menjadi makhluk hidup di dunia lain.

Kota paralel ini disebut abkota. Sampah-sampah tak terbaharui merembes ke kota UnLondon, membentuk komunitasnya masing-masing. Sehingga ada pasukan payung, mesin tik, atau komputer bekas. Termasuk kuburan bersama roh-roh gentayangan (hantu).

Di kota ini, bis merah double decker khas Inggris bisa terbang. Dilengkapi kondektur bis yang tugasnya sebagai penagih tiket tak terpakai lagi dalam transportasi bis kota modern.

Ada hutan tersembunyi dalam rumah, jerapah karnivora yang memangsa bak hiena lapar, dan sebentuk awan gelap bermimpi membakar dunia.

Awan gelap atau Smog ini adalah musuh yang bakal menghancurkan sekaligus menguasai UnLondon. Tak Cuma itu, Smog juga berusaha menghimpun kekuatan untuk menguasai dunia.

Penghuni UnLondon menaruh harapan pada kehadiran seorang pahlawan, yang sudah jauh-jauh hari diramalkan dan tertulis di dalam buku yang dapat bicara. Pahlawan disebut Shwazzy atau ”Yang Terpilih” adalah manusia yang bakal menghancurkan Smog.

Akhirnya suatu hari Zanna, bersama temannya Deeba, menemukan pintu masuk rahasia ke kota aneh itu. Gadis jangkung berusia 12 tahun dan pirang seperti diramalkan sebagai Shwazzy (yang terpilih), namun ternyata ramalan kuno tidak terbukti.

Zanna justru tak berdaya melawan Smog, awan gelap yang ingin menguasai Un Lun Dun dan seluruh dunia, dan kembali ke kota London dalam kondisi sekarat.

Tema lingkungan memang menjadi isu hangat saat ini. Smog atau asap kabut merupakan hasil pembakaran batu bara dan pabrik-pabrik di era industrialisasi Inggris. Smog tersingkir dari kota London ketika disahkan undang-undang yang membahas masalah asap atau Clean Air Act pada 1956.

Smog menghimpun kekuatan di abkota. Ia menghirup asap bakaran cerobong pabrik, mempelajari ilmu pengetahuan melalui buku-buku yang dibakar. Dan ternyata, ada konspirasi antara Menteri Lingkungan Hidup Elizabeth Rawley dari London, yang mengirimkan asap ke UnLondon dan menjadi sumber makanan bagi Smog.

Rawley ingin menunjukkan kinerja bagus dan berambisi menjadi Perdana Menteri Inggris.

Dalam jalinan cerita terungkap pula pengkhianat di dalam peperangan. Seseorang yang bersekutu justru di lain waktu berbalik demi keselamatan pribadi. Konspirasi dan musuh dalam selimut juga menjadi cara mendapatkan kekuasaan.

Novel fiksi yang sesuai bagi pembaca remaja ini juga seolah menyindir ketakutan Inggris akan teroris pasca tragedi 911. Dikisahkan Deeba yang kembali ke UnLondon, dikejar polisi dan asisten Rawley. Hamba hukum suruhan Rawley itu menjerat Deeba dengan pasal yang tercantum dalam Undang-Undang Terorisme yang dibuat pada 2000. karena Deeba meneror asisten Rawley Murgatroyd, membuatnya gugup dan perlu upaya paksa penahanan.

Cerita ini pun mengajarkan kita bahwa ramalan belum tentu benar. Jangan pasrah terhadap ramalan, karena kesuksesan mengalahkan Smog berkat kecerdasan berpikir, semangat pantang menyerah dan kekompakan.

Daya khayal pembaca terbawa bersama karakter-karakter unik di dunia UnLondon. Sebagai tambahan informasi, China MiƩville adalah penulis pemenang British Fantasy Award sebanyak dua kali sehingga tak heran novel kelimanya ini kaya imajinasi.

Yang membuat tidak nyaman, ketidak konsistenan penulisan kota. Lihat saja, ada perbedaan huruf dalam penulisan judul (Un Lun Dun) yang sudah pasti merujuk pada kota UnLondon.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Aku tertarik mau beli buku yang edisi bahasa Indonesia ini. Udah cek ke Gramedia, pd habis katanya. Bisa minta tolong aku dikasih tau alamat penerbitnya gak yah? Makasih yaaa...:)