Kamis, 05 Juni 2008

Kafka on the Shore (Labirin Asmara Ibu dan Anak)



Pengarang : Haruki Murakami
Penerbit : Pustaka Alvabet (2008)

Terus terang ini persinggungan pertama saya dengan sastrawan Jepang. Ini jika Aoyama Gosho komikus pengarang Detektif Conan, atau Kyomi Ogawa yang berada dalam kategori Manga tidak termasuk.

Haruki Murakami dalam profil di buku disebutkan sebagai penulis Jepang kontemporer yang terkenal. Dan telah meraih banyak penghargaan di dunia kepenulisan, antara lain Yomiuri Literary Prize (1995); Kuwabara Takeo Academic Award (1998); Frans O’Connor International Short Story Award (Irlandia – 2006); Franz Kafka Prize (Cekoslovakia – 2006); dan Kiriyama Prize 2007, sebuah penghargaan untuk penulis unggul di kawasan Pasifik dan Asia Selatan.

Usai membaca habis buku yang hak edarnya di Indonesia dimiliki Pustaka Alvabet, definisi kontemporer ini saya maknai sebagai alur cerita yang absurd.

Yap! Tokoh utama pemuda berusia 15 tahun, Kafka Tamura, yang lari dari rumah dan ayahnya yang terasa asing. Kafka semenjak berusia 4 tahun telah ditinggalkan oleh ibu dan kakak perempuannya. Dan tokoh lain bernama Nakata yang daya ingatnya dan kecerdasannya hilang akibat peristiwa sial yang menimpanya di masa Perang Dunia II.

Kafka Tamura ibarat Oedipus, Raja Thebes, yang mengawini ibu kandungnya. Sejak Kafka kecil, ayah kandungnya telah meramalkan, atau tepatnya mengutuknya, bahwa suatu hari Kafka bakal membunuh ayahnya, meniduri ibu kandungnya dan juga kakak perempuannya.

Alur cerita berliku dan penuh teka-teki, akhirnya pembaca tersadar bahwa Nakata, lelaki tua aneh yang hilang separuh ’bayangannya’ adalah wujud semu dari Kafka.

Cerita ini seputar orang-orang yang sedang bingung. Kafka kabur ke Shikoku, terletak jauh di selatan Tokyo dan terpisah dari daratan oleh lautan, adalah pemuda yang berontak pada nasib. Ia bertanya kepada diri sendiri mengapa ia tidak dibawa pergi dan ditinggal saat ibunya angkat kaki dari kehidupan keluarganya yang berkecukupan secara materi. Ia merasa ditolak oleh ibu yang telah melahirkan dirinya.

Dalam pelariannya, ia bersahabat dengan Oshima, penjaga perpustakaan yang terbelenggu jati diri tak jelas antara berkelamin pria atau wanita. Adapula Nona Saeki, kepala perpustakaan Komura berusia sekitar empat puluh tahunan, yang tenggelam dalam kenangan masa lalu. Kafka yakin wanita tersebut adalah ibu kandungnya.

Nakata dalam pelariannya dari pengejaran polisi, berkenalan dengan Hoshino. Pria supir truk yang pasti ’nyaris dangkal’ dalam semua aspek kehidupannya. Di awal cerita, Nakata yang telah berusia 60 tahunan, mampu berbicara dengan kucing. Kucing bagi bangsa Jepang menjadi perlambang keberuntungan. Buku ini memang perlu dinikmati dengan tenang. Penuh teka-teki dan metafora.

Tidak ada komentar: