Rabu, 19 November 2008

Nice Girls Don’t Get Rich


75 Kesalahan Perempuan dalam Mengelola Uang

Oleh : Lois P. Frankel, Ph.D
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama


Dalam suatu kesempatan diskusi, teman lelaki menanyakan alasan mengapa perempuan musti melakukan perencanaan keuangan. Alasan ini bakal memperkaya bahan penulisan advertorial sebuah bank swasta tentang ’wanita dan finansial’.

Saya bilang karena perempuan memiliki angka harapan hidup alias umur lebih panjang ketimbang laki-laki. Sementara usia pensiun –baik pekerja laki-laki dan perempuan- hampir sama. Katakanlah pada usia 55 tahun. Padahal, wanita terkadang punya masa jeda atau berhenti bekerja akibat melahirkan dan mengurus keluarga.

Atau kecendrungan wanita tidak berani meminta gaji lebih tinggi ketimbang pria.

Beberapa alasan tersebut membuat praktek menabung harus dilakukan. Di sisi lain kita sadari bahwa kebutuhan wanita juga banyak. Nah, ini yang disebutkan teman saya karena perempuan itu cenderung boros. Wanita adalah tukang belanja.

Ada banyak alasan lain mengapa perempuan harus memiliki perencanaan keuangan. Menurut Lois P. Frankel, masyarakat pun berperan dalam menciptakan karakter perempuan yang terpaku pada pola lama, tidak mandiri, dan memposisikan jika wanita mengendalikan uang maka dia bukan ’gadis manis’. Uang adalah kekuatan, dan perempuan bukan diposisikan untuk ’menjadi kuat’.

Para gadis umumnya diajarkan untuk menjadi penjaga, pengasuh atau pelindung dalam masyarakat. Dan bukan menjadi pencari nafkah. Sebagai pengasuh, perempuan sering kali bekerja secara terputus, selain lebih menggunakan penghasilan mereka untuk kepentingan anak-anak dan rumah tangga.

Perempuan juga sungkan untuk meminta upah yang sepadan dengan nilai tambah. Karena sudah terpatri bahwa wanita bukan pencari nafkah (utama) maka perubahan zaman yang membuat wanita semakin banyak terjun ke dunia kerja, namun ternyata perempuan berusia antara 45-54 tahun memiliki simpanan uang 28% lebih sedikit daripada laki-laki sebaya.

Dalam buku ini, Frankel mencatat poin-poin kesalahan perempuan dalam menilai uang. Misalkan Kesalahan # 20 : Membelanjakan Uang untuk Melipur Lara. Hmmm... sound familiar?? Ini mungkin terkait pula dengan Kesalahan # 26 : Tidak Membedakan Keinginan dan Kebutuhan. Atau akibat rasa takut, kaum hawa juga sering terjebak dalam Kesalahan # 45 : Menabung, Bukan Berinvestasi.

Akibat rasa sungkan atau ingin menjadi ’gadis manis’ maka terjadi Kesalahan # 59 : Tidak Meminta Bayaran untuk Jasa yang Anda berikan.

Frankel mencatat sebanyak 75 kesalahan kaum perempuan dalam mengelola keuangannya. Dikemukakan dalam poin-poin yang terbagi dalam 7 bab. Mulai dari pentingnya perempuan memulai ’permainan uang’ yang dia miliki; bertanggung jawab atas kehidupan finansial pribadi; mempelajari prinsip uang; memaksimalkan potensi finansial di tempat kerja yang memang menjadi hak Anda sebagai karyawan; serta menabung dan berinvestasi untuk masa depan.

Anda tidak perlu membaca satu per satu, karena pertama-tama kita menjawab pertanyaan dalam kuis Penilaian Diri di Bab 1. Dari 42 pertanyaan yang dijawab antara Benar atau Salah, akan dihasilkan suatu Interpretasi ’kekuatan’ dan ’kelemahan’ diri dalam hal finansial pribadi.

Lalu, kita dapat langsung membaca bab-bab yang menunjukkan skor terendah, supaya kita tahu lebih lanjut tentang bagaimana dapat memusatkan perhatian pada area yang butuh pengembangan tersebut.

Buku ini menjadi menarik karena dipaparkan bentuk tips singkat, lengkap bersama kiat bimbingannya. Adapula bagian Lembar Kerja Kekayaan Bersih yang dapat membantu kita mencatat Aset maupun Liabilitas (utang) kita untuk kemudian kita ketahui berapa sebenarnya Kekayaan Bersih milik kita.

Selain itu, Frankel memberikan pula besaran (dalam persentase) anggaran pengeluaran bulanan. Misalkan tabungan/investasi sebesar 10% anggaran, kebutuhan rumah tangga antara 8-15%, makanan 10-20%, dsb.

Namun, karena buku ini merupakan terjemahan, maka ada beberapa hal yang rasanya kurang sesuai bagi pembaca Indonesia untuk diterapkan. Misalkan, contoh nominal uang dalam bentuk dollar AS, atau situs/alamat website asing sebagai rujukan.

Akan tetapi, buku setebal lebih kurang 275 halaman dari Frankel yang juga menulis Nice Girls Don’t Get the Corner Office ini, ada beberapa saran yang bisa diterapkan oleh setiap perempuan (bahkan untuk setiap orang) dalam mengelola keuangan :
1. Jangan meletakkan semua telur dalam satu keranjang
2. Luangkan waktu untuk membaca artikel-artikel perencanaan keuangan, investasi, dan finansial (keuangan) di surat kabar, majalah, internet maupun buku.
3. Siapkan pendanaan untuk rencana pensiun Anda. Asumsi : miliki tabungan hari pensiun yang besarnya 25 x penghasilan tahunan Anda saat ini untuk dapat hidup nyaman di masa pensiun.
4. Jaga aset terpenting Anda : Diri Anda. (Halaman 85) Lakukan check-up kesehatan, jadi anggota pusat kebugaran, rencanakan liburan berikutnya untuk mengunjungi sebuah spa, atau miliki suatu hobi.

Buku ini cukup bernas, memberi kita (perempuan), khususnya yang dalam usia produktis, suatu pandangan untuk lebih menghargai penghasilan dan lebih bijaksana dalam mengelola keuangan pribadi.

Tidak ada komentar: